Monday, February 8, 2016

Mengenal Ulat Sutera

Ulat Sutera : Ulat sutera pertama kalinya diketemukan di China. Nama latin ulat sutera yaitu bombyxmori.

Ulat Sutera
Ulat Sutera
Klasifikasi (takson) dari ulat sutera : 

Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Bombycidae
Genus : Bombyx
Species : Bombyx Mori L
Beberapa jenis ulat sutera :

ο Liar
o Eri (daun sarak)
o Tasar China (quercus. Sp.)
o Tasar Japan (plentus. Sp.)
o Tasar India (biji ketapang)

Tanda-tanda ulat sutera : 

bewarna putih
lembut
tak berbulu
tak bikin gatal
ada bintik hitam di punggung
Ciri yang membedakan ulat sutera :

lantaran ulat sutera 95% penghasil paling utama sutera serta produksi sutera dalam dunia
lantaran ulat sutera bisa dipelihara didalam ruang (indoor)
lantaran ulat sutera makan daun murbei saja
Type makanan yang sesuai sama untuk ulat sutera yaitu daun murbei (morus. Sp.)
Kepompong Ulat Sutera
Kepompong Ulat Sutera
Siklus hidup ulat sutera : 

telur – bayi telur – instar1 (3 hari makan serta 2 hari tidur, lantas ubah kulit) – instar2 (3 hari makan serta hari tidur, lantas ubah kulit) – instar3 (3 hari makan serta 2 hari tidur, lantas ubah kulit) – instar4 (4 hari makan serta 2 hari tidur, lantas ubah kulit) – instar5 (sepanjang 8 hari tidur) – mengokon – didalam kokon ada pupa – keluar ngengat (kupu-kupu) – kupu-kupu bertina bertelur – telun. Berdasar pada siklus hidupnya, ulat sutra termasuk dalam type metamorphosis prima.

Sistem Produksi Kain Sutra 
Dalam industri kerajinan kain sutra ada tiga bagian produksi :
Serikultur ; mencakup penanaman pohon murbei, pemeliharaan ulat sutra, pemintalan kepompong ulat (cocoon) hingga jadi benang sutra (raw silk)
Manufaktur ; meliputi sistem pemrosesan benang sutra jadi sehelai kain, lewat sistem tenun, baik memakai Alat Tenun Bukanlah Mesin (ATBM) ataupun memakai Alat Tenun Mesin (ATM)
Fashion ; mencakup industri kerajinan batik, garmen maupun untuk kepentingan interior.
Pada dasarnya keseluruhnya sistem itu seperti berikut :
Kepompong
Kepompong
Type pohon murbei yang umum ditanam petani yaitu type Morus multicaulis serta Morus cathayana, type ini daunnya besar – besar serta banyak. Jarak tanam antar pohon murbei ini sekitar pada 0, 5 mtr. hingga 1 mtr., agar unsur hara yang diperlukan pohon terpenuhi. Mesti dijauhi penggunaan atau tercemarinya daun murbei oleh pestisida serta bahan kimia yang lain sebagai obat penghilang hama, lantaran hal semacam ini bakal meracuni ulat hingga ulat bakal mati.
image+a. gif

Pemeliharaan ulat sutera ini dikerjakan didalam ruang, dengan suhu maksimal 20° C hingga 25° C. Ruang pemeliharaan ulat sutera ini umum dimaksud tempat tinggal ulat. Sebelumnya pemelilharaan ulat diawali ruang mesti di disinfektan untuk menghindar tumbuhnya bakteri dalam ruang serta rack pemeliharaan. Fase pemeliharaan ulat sutera diawali dari sistem penetasan telur dari box telur, di mana 1 box telur bisa diisi 20. 000 telur. Satu box ulat ini mesti disuplai oleh 1. 000 pohon murbei. Sistem dari ulat hingga bisa mengokon mesti meniti 5 stadia, stadia 1 – 3 diberi nama stadia ulat kecil serta stadia 4 – 5 diberi nama stadia ulat besar, sistem ini mengonsumsi saat 28 hari.


 Sistem ini diberi nama sistem reeling, diawali dengan merebus kokon s/d suhu 100° C. Maksudnya yaitu untuk menyingkirkan zat serisin yang ada pada kokon hingga filamennya bisa dengan gampang ditarik. Sistem reeling yaitu menarik filamen dari sebagian kokon sampai jadi satu benang. Pemilihan jumlah kokon bergantung dari ukuran benang yang dikehendaki (denier). Paduan serat filamen kokon berikut yang dimaksud benang sutera mentah (rawsilk).

 Sistem ini diberi nama sistem pengelosan serta pemaletan. Benang pakan melalui sistem pemaletan, sedang benang lusi melalui sistem pengelosan.

Sistem penghanian, Adalah sistem pembuatan benang untuk lusi, dalam satu beam (gulungan besar). Dalam sistem ini benang sutera yang sudah dikelos ditarik dalam satu bum. Banyak jumlah benang dalam tiap-tiap bum bergantung lebar kain yang dikehendaki, nomer sisir tenun yang bakal dipakai serta besar kecilnya ukuran benang (denier).

 Sistem pencucu’an, Pencucu’an adalah sistem kelanjutan dari penghanian. Maksud sistem ini yakni memasukan benang – benang dari bum kedalam gun serta sisir tenun. Gun ataupun sisir tenun yang bakal dipakai sebaiknya bebas dari karat, hingga benang lusi akan tidak gampang putus.

 Sistem tenun, Adalah sistem paling utama dalam semua rangkaian produksi. Sistem ini adalah sistem final untuk pembuatan kain sutera. Type benang yang dipakai pada sistem ini yaitu benag lusi (hasil hani) serta benang pakan yang disebut pemberi motif pada kain sutera ikat. Dengan memakai mesin ATBM rata – rata setiap orang /hari bisa menghasilkan 3 mtr. kain.

 Hasil akhir dari semua rangkain sistem dari mulai menetasnya sebutir telur ulat sutra dengan diameter kurang dari 1 mm, lewat sistem tenun jadi berhelai-helai kain sutra yang indah serta memiliki nilai seni tinggi.

0 comments

Post a Comment